Kamis, 16 Mei 2013

mengatasi kebiasaan buruk dalam belajar



1. Kebiasaan Baik dan Kebiasaan buruk dalam Belajar
Perilaku belajar secara sederhana dapat dimaksudkan adalah cara atau strategi atau metode atau kebiasaan yang dilakukan seseorang dalam belajar. Cara/srategi/metode maupun kebiasaan belajar setiap anak berbeda-beda meskipun ada yang sama. Para ahli ada yang membagi menjadi
 beberapa tipe, (1) ada tipe visual, (2) ada tipe auditif, (3)ada tipe takstil dan kinestetik, dan mungkin ada tipe gabungan.
Anak yang memiliki tipe visual, akan lebih muda menangkap materi yang dipelajari jika dengan banyak menggunakan bantuan indera penglihatan, misalnya banyak gambar, warna warni, tulisan yang menarik,dsb.
Anak yang memiliki tipe auditif, akan lebih cepat menangkap materi yang dipelajari jika disertai dengan bantuan suara-suara, seperti audio kaset, tape, suara-suara tertentu.
Anak yang memiliki tipe takstil dan kinestetik, akan lebih cepat menagkap materi yang dipelajari jika dengan banyak menggunakan peragaan atau praktek atau melakukan sesuatu, jadi bukan harus dilihat atau didengar tetapi yang penting melakukan atau mempraktekkan. Sedangkan anak dengan tipe gabungan, cenderung tidak berpola, kadang dengan bantuan visual, auditori, maupun takstil tergantung situasional. Bagi orangtua maupun guru, ada baiknya memahami tipe-tipe atau gaya belajar setiap anak agar kita dapat membantu mereka dengan cepat.
Di luar tipe atau gaya belajar sebagaimana diuraikan di atas, ada sejumlah perilaku belajar yang kemudian menjadi kebiasaan, meskipun kebiasaan itu belum tentu baik. Ada kebiasaan baik yang perlu didorong dan ada pula kebiasaan buruk yang perlu dicegah.
Perilaku belajar seperti apa saja yang dapat dikategorikan sebagai kebiasaan baik, dan perilaku seperti apa saja yang dapat dikategorikan sebagai kebiasaan buruk dalam belajar? Di bawah ini ada beberapa petunjuk yang patut mendapat perhatian dari guru dan orangtua tentang beberapa perilaku yang perlu dibiasakan pada anak agar memiliki kebiasaan yang baik dan menghasilkan prestasi yang baik pula tentunya.

A. Kebiasaan Baik dalam Belajar.
Menurut Crow & Crow (1958) perilaku belajar yang dapat dikategorikan sebagai kebiasaan baik adalah sebagai berikut :
 Punya maksud dan tujuan
Ø
 Ada tempat tertentu yang digunakan untuk belajar
Ø
 Kondisi fisik yang mendukung
Ø
 Ada rencana dan jadwal waktu belajar
Ø
 Ada selang seling istirahat
Ø
 Melihat kalimat pokok pada setiap paragraph
Ø
 Menerapkan metode ulangan
Ø
 Membuat catatan-catatan singkat
Ø
 Menganalisis dan membetulkan setiap kesalahan
Ø

B. Kebiasaan Buruk dalam Belajar
Jika kita secara cermat meneliti anak-anak atau murid-murid kita dalam belajar, mungkin kita akan dapat membuat sejumlah daftar kebiasaan dan perilaku belajar anak. Dari daftar tersebut mungkin akan ada yang dapa dikategorikan sebagai kebiasaan buruk dalam belajar. Adapun perilaku belajar yang dikategorikan sebagai kebiasaan buruk adalah :
 Belajar hanya ketika ada PR
Ø
 Belajar kalau akan ada ulangan
Ø
 Belajar kalu didampingi ibu/bapak
Ø
 Belajar sambil tiduran
Ø
 Belajar sambil menonton TV
Ø
 Belajar sambil main SMS
Ø
 Belajar tanpa membawa atau menggunakan alat tulis
Ø
 Mengerjakan soal latihan tanpa membaca materi sebelumnya
Ø
 Belajar samapi larut malam hampir sepanjang hari
Ø
 Belajar tanpa target dan tujuan
Ø
 Waktu luang banyak dihabiskan untuk kegiatan yang kurang bermanfaat
Ø
 Belajar kalau diperintahkan atau diawasi orangtua
Ø


2. Mengapa Anak Memiliki Kebiasaan Buruk dalam Belajar
Ada banyak faktor mengapa anak memiliki kebiasaan buruk dalam belajar. Faktor-faktor terebut adalah :
1. faktor lingkungan
faktor lingkungan yang turut mendorong terjadinya kebiasaan buruk anak dalam belajar antara lain adalah : lingkungan fisik rumah yang tidak mendukung, fasilitas belajar yang terbatas, lingkungan keluarga yang tidak berpendidikan, control yang lemah dari orangtua, lingkungan sekolah yang kurang mendorong tumbuhnya semangat untuk belajar di rumah, lingkungan masyarakat yang kurang mendukung terhadap iklim belajar yang baik, anak banyak berteman dengan kelompok yang malas belajar.
2. faktor pribadi anak
faktor pribadi anak mengapa memiliki kebiasaan buruk dalam belajar, dapat disebabkan hal-hal sebagai berikut : motivasi yang rendah, need for achievement anak rendah, kesehatan anak yang terganggu, tidak tahu bagaimana belajar yang baik, tidak ada kedisplinan dalam belajar, tidak bias mengatur waktu, anak salah memilih teman bergaul.


3. Mengatasi Kebiasaan Buruk dalam Belajar

Dalam kehidupan sehari-hari, dari kacamata orang dewasa (orangtua maupun guru) sesunggunya perilaku anak dapat dikategorikan menjadi tiga bagian. (1) perilaku yang disukai dan ingin agar lebih sering dilakukan oleh anak, (2) perilaku yang tidak disukai dan ingin agar lebih jarang dilakukan anak, dan (3) perilaku yang tidak bias ditolerir dan ingin agar dihentikan sama sekali oleh anak.

1. Perilaku yang kita sukai dan ingin agar lebih sering dilakukan anak

Beberapa perilaku berikut adalah contoh perilaku yang hampir pasti disukai oleh orang dewasa (orangtua atau guru) ketika melihat anak terbiasa seperti ini :
a. mengucapkan terimakasih ketika diberi sesuatu
b. menengok ke kiri dan ke kanan ketika menyeberang
c. membaca buku ketika waktu longgar
d. mengatakan yang sebenarnya
e. mamakai sepatu dan pakaian sendiri
f. membantu pekerjaan orangtua di dapur lantai atau di kebun
g. bangun sendiri dengan tepat waktu
h. belajar dan mengerjakan PR tanpa diminta
i. menyediakan waktu khusus untuk mengaji dan beribadah
j. mengatur buku pelajaran untuk esok harinya
k. menata dan mengatur sendiri sepatu, tas, handuk, dan pakaian
l. membuang sampah dan kotoran pada tempatnya

2. Perilaku yang tidak kita sukai dan ingin agar lebih jarang dilakukan

Beberapa contoh perilaku yang tidak kita sukai dan tentu saja kita ingin agar lebih jarang dilakukan anak, antara lain sebagai berikut :
a. bermalas-malasan
b. bertengkar dengan adik atau kakak
c. merengek
d. membantah
e. menggunakan kata-kata kotor
f. mengabaikan perintah
g. tidak mengerjakan PR
h. mengata-ngatai atau mengejek orangmenyela, memotong pembicaraan orang
i. membiarkan baju berserakan di lantai
j. tidak sopan
k. tidak ramah
l. selalu telat bangun pagidan berangkat sekolah


3. Perilaku yang tidak dapat kita tolerir dan ingin agar dihentikan sama sekali oleh anak
Ada beberapa perilaku yang sudah tidak dapat ditlerir, dan karenaya ingin agar dihentikan samasekali oleh anak, antara lain adalah :

a. berlari ke jalan tanpa melihat bahaya
b. bersepeda/sepeda mptor dengan ngebut di jalan umum
c. melukai anak lain
d. bertengkar/berkelahi secara fisik
e. meludahi orang lain
f. menggigit teman atau orang lain
g. bermain korek api atau senjata tajam
h. bertindak kasar/kejam pada orang atau binatang
i. tidak mau sekolah
j. menyembunyikan milik orang lain, mencuri.

Tentu saja dengan klasifikasi tingkahlaku seperti diuraikan diatas, smuanya akan membawa konsekuensi sendiri-sendiri bagi anak maupun orangtua dan guru. Bagaimana cara mengatasi perlaku yang tidak disukai maupun yang tidak dapat ditolerir, kata kuncinya adalah setiap orangtua atau guru, perlu memilah-milah, mana peerilaku yang disukai, mana yang tidak disukai, dan mana yang tidak dapat ditolerir. Masing-masing penanganannya juga akan berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar